Haaland Gagal Bersinar Pada malam 6 November 2024, Manchester City mengalami salah satu kekalahan paling mengecewakan dalam sejarah mereka di Liga Champions, ketika mereka ditundukkan oleh Sporting CP dengan skor telak 4-1 di Estádio José Alvalade, Lisbon.
Pertandingan ini menandai kekalahan ketiga berturut-turut bagi tim asuhan Pep Guardiola, dan pemain bintang mereka, Erling Haaland, gagal tampil maksimal, menjadi pusat perhatian di balik nasib buruk skuat City. Artikel ini akan mengeksplorasi secara mendalam tentang dinamika pertandingan, kontribusi para pemain, terutama Haaland, dan dampaknya terhadap kepercayaan diri tim. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputar FOOTBALLNEWS222.
Awal Pertandingan Menggenggam Keunggulan
Manchester City membuka pertandingan dengan kecepatan tinggi, mencetak gol cepat pada menit ke-4 melalui Phil Foden. Gol ini lahir dari kesalahan umpan pemain Sporting yang dimanfaatkan dengan baik oleh Foden, yang melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti. Keunggulan ini seharusnya memberi momentum pada City untuk menguasai jalannya pertandingan.
Dalam 30 menit pertama, City cukup dominan dalam penguasaan bola dan menciptakan beberapa peluang berbahaya. Pertahanan Sporting terlihat sangat tertekan, namun ketidakmampuan City untuk memperbesar keunggulan membuat mereka mulai merasakan tekanan. Haaland, sebagai salah satu striker terkuat dunia, memiliki beberapa peluang luas, baik dari umpan silang maupun kombinasi satu-dua dengan rekannya, tetapi ketidakberuntungannya menghalangi dia untuk mencetak gol.
Kebangkitan Sporting Dari Ketinggalan
Setelah unggul lebih awal, City tampak agak lengah. Sporting CP, yang dikomandoi oleh pelatih Rúben Amorim, justru menemukan ritmenya setelah gol Foden. Pada menit ke-38, Viktor Gyökeres, striker handal Sporting, berhasil menyamakan kedudukan dengan mengecoh pertahanan City dan menaklukkan Ederson dengan tembakan chip yang indah.
Gol ini menjadi titik balik bagi Sporting, yang memberi mereka kepercayaan diri untuk berjuang lebih keras. Memasuki babak kedua, Sporting langsung menghujani City dengan serangan. Baru 21 detik setelah kick-off, mereka berhasil mencetak gol kedua melalui Maximiliano Araújo, yang menyelesaikan serangan cepat dengan tendangan akurat.
Kegagalan City dalam mengatur pertahanan dan mengantisipasi serangan balik jelas terlihat, dan situasi semakin kritis ketika Gyökeres dijatuhkan di dalam kotak penalti oleh Josko Gvardiol, sehingga memaksa wasit memberikan penalti. Gyökeres, yang tampil gemilang malam itu, tidak membuang kesempatan untuk mencetak gol kedua dari titik penalti. Dalam waktu singkat, City yang semula menguasai pertandingan kini tertinggal 3-1.
Baca Juga: Ludogorets Razgrad vs Athletic Bilbao 8 November 2024, Prediksi Akhir!
Keterpurukan Sang Bintang
Sebagai striker andalan City, Haaland diharapkan mampu membawa tim kembali ke jalur kemenangan. Namun, harapan tersebut sirna saat ia melakukan tendangan penalti. Di mana ia menembakkan bola ke tiang gawang dan gagal mencegah timnya dari terpaksa kebobolan lebih jauh setelah penalti kedua Sporting. Penampilannya di laga tersebut menuai kritik tajam baik dari penggemar maupun analis sepak bola. Yang melihat ini sebagai malam kegelapan bagi pemain yang biasa membongkar mitos pertahanan lawan.
Haaland terlihat frustrasi, terutama setelah melewatkan beberapa peluang emas di babak pertama. Termasuk tendangan berada di garis gawang yang dihalau oleh pemain Sporting. Penampilan buruknya ini tentunya menciptakan keraguan di antara dirinya dan rekan-rekannya. Memicu diskusi lebih luas tentang performa dan statusnya sebagai salah satu striker terbaik di dunia.
Analisis Tim Pertahanan yang Rapuh
Kekalahan ini tidak hanya dipengaruhi oleh kegagalan Haaland, tetapi juga masalah yang lebih mendalam pada struktur tim City. Pep Guardiola mengakui bahwa timnya tidak stabil secara emosional dan menghadapi banyak masalah defensif setelah gol pertama mereka. Ketiadaan beberapa pemain kunci karena cedera, seperti Rodri dan Grealish, juga memberi have dampak signifikan pada kekuatan dan koordinasi tim di lapangan.
Pertahanan City terlihat rapuh, terutama di babak kedua, dengan banyak kesalahan posisi dan komunikasi yang buruk antara para pemain belakang. Termasuk Gvardiol yang membuat kesalahan fatal yang mengarah pada penalti kedua. Ketidakmampuan mereka untuk mempertahankan konsentrasi setelah mencetak gol di babak pertama merupakan hal yang mencolok. Diperburuk oleh kecepatan dan determinasi Sporting, yang tanpa ampun memanfaatkan setiap peluang yang ada.
Reaksi dan Implikasi Pasca Pertandingan
Setelah pertandingan yang mengecewakan itu, reaksi dari pemain dan staf Manchester City mencerminkan suasana hati yang penuh kekecewaan dan kekhawatiran. Bernardo Silva, sebagai kapten tim, mengungkapkan bahwa skuad berada dalam tempat gelap dan perlu melakukan introspeksi mendalam guna menemukan kembali jati diri tim.
Ia menekankan pentingnya cepat beradaptasi dan mengatasi tantangan yang ada, agar skuad bisa tampil lebih baik di pertandingan-pertandingan berikutnya. Implikasi dari kekalahan ini jelas terasa. Tidak hanya untuk tim secara keseluruhan, tetapi juga untuk pelatih Pep Guardiola. Kekalahan tiga kali berturut-turut pertama kalinya sejak 2018 menimbulkan spekulasi mengenai masa depan Guardiola di klub
Serta strategi yang harus ia terapkan untuk mengembalikan tim ke jalur kemenangan. Dengan beberapa pemain kunci yang cedera, manajer perlu menemukan solusi kreatif untuk memperbaiki kelemahan defensif dan meningkatkan ketajaman lini serang. Terutama dalam mengandalkan Haaland yang belum menemukan performa terbaiknya.
Kesimpulan
Kekalahan telak Manchester City di Lisbon adalah pengingat pahit bahwa tidak ada tim yang terlepas dari risiko kegagalan. Keberhasilan Sporting dalam mengatasi tekanan dan memanfaatkan peluang menunjukkan bahwa dalam sepak bola, momentum dan mentalitas memiliki peranan penting. Erling Haaland yang gagal tampil gemilang di laga ini menempatkannya di bawah sorotan. Tetapi masa depan masih terbuka lebar bagi sang striker untuk membuktikan kemampuannya.
Untuk City, waktu adalah kunci mereka perlu segera memperbaiki kesalahan dan kembali ke performa terbaik mereka agar tidak terpuruk lebih jauh. Skuat ini memiliki potensi besar, tetapi tanpa stabilitas emosional dan konsentrasi yang maksimal. Mereka akan terus menghadapi tantangan berat dalam perjalanan mereka ke Liga Champions dan kompetisi domestik. Simak terus jangan sampai ketinggalan untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang sepak bola menarik lainya hanya dengan klik football-stat.com.